"Saya sebagai Jaksa Agung tidak membutuhkanjaksa yang pintar, tetapi tak bermoral Saya juga tidak butuh jaksa yang cerdas, tetapi tidak berintegritas. Yang saya butuhkan jaksa yang pintar dan berintegritas: Dalam sidang Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap itu Prof. Dr. 5T Burhanuddin menyampakan pidato crasi ilmiah berjudul Hukum Berdasarkan Hat Nurani, Sebuah Kebijakan Penegakan Hulum Berdasankan Keadilan Restoratif? Dir mengatakan setiap manusia memiliki dan mampu menggunakan hati nuraninya sebagai anugerah dan cerminan dari sifat Tuhan Yang Maha Pengash dan Penyayang "Saya tidak menghendaki jaku melakukan peruntutan asal-asalan tarpa melihatrasa keadilan di masyarakat. Ingat. fasa keadilan bidak ada dalam text book, tetap ada dalam hatinuran Saya ingin menekankan sekali lagi agar kita semua menggunakan hati nuran Hukum berdasarkan hatinuran akan dapat mencapai dan mewujudkan keadian kemanfastan, dan kepustian hukum secara bersamaan tanpa ada penegasian." lata Barhanuddindolam orasinya. la menegaskan kebijakan penegakan hulum berdasarkan keadilan restoratif habkatnya menghadrikan tujuan hukum yang memberikepastian, keadilan kemanfaatan di masyarakat Untuk mewujudkan tujuan hukum itu (pertukan hat furani."Penegakan hukum yang mengedepankan aspek hati nuran sejerinya membiki nalaikekuatan filosofis bagi para cretan akademika unbik setalumenghusilkan ide, gagasan.dan karya dengan senartiasa mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan "paparmya Buthanudin melihat hukum sait iri masah mengodepankan aspek kepastan hukum yang bersifat legalistik formal darpada keadilan hukum yang lebh substansial bagi masyarakat Bahkan, sebagian besar kalangan masih memandang jika hukum bagakan pisau yang tajam ke brwah, tapi tumpul ke atas Sumber: https://www.tukumcnirecom Pertanyaan Berdasarkan articidutas, menunt anda bagaimanukah menjadi profes hukum yang berintegntas sehingya melahirian produk hukum yang memenuhi rasa keadilan? Jelaskan analisis anda!

Menjadi profesional hukum yang berintegritas dan menghasilkan produk hukum yang memenuhi rasa keadilan membutuhkan komitmen yang kuat pada beberapa prinsip kunci. Analisis berikut mengacu pada pidato Prof. Dr. ST Burhanuddin dan menekankan pentingnya hati nurani dalam penegakan hukum:

1. Memahami dan Menerapkan Keadilan Restoratif: Prof. Burhanuddin menekankan pentingnya keadilan restoratif. Ini bukan sekadar mengacu pada teks buku hukum, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang konteks sosial dan dampak tindakan terhadap individu dan masyarakat. Seorang profesional hukum yang berintegritas harus mampu melihat melampaui aspek legalistik formal dan mempertimbangkan dampak keputusan hukum terhadap semua pihak yang terlibat. Ini berarti:

* Empati dan Perspektif: Mampu menempatkan diri pada posisi semua pihak yang terlibat dalam kasus hukum, memahami motivasi dan konteks tindakan mereka. Ini membantu dalam menilai keadilan secara holistik, bukan hanya berdasarkan aturan hukum semata.
* Mediasi dan Rekonsiliasi: Aktif mencari solusi yang memulihkan hubungan dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh pelanggaran hukum. Keadilan restoratif seringkali lebih efektif daripada pendekatan hukuman semata dalam menciptakan perdamaian dan mencegah pelanggaran di masa depan.
* Proporsionalitas Hukuman: Menilai hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggaran dan dampaknya, menghindari hukuman yang berlebihan atau tidak adil.

2. Mengutamakan Hati Nurani: Pidato tersebut menekankan peran hati nurani sebagai panduan dalam penegakan hukum. Hati nurani, sebagai cerminan sifat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, membimbing kita untuk bertindak adil dan bijaksana. Ini berarti:

* Refleksi Diri: Secara berkala melakukan refleksi diri untuk memastikan tindakan kita selaras dengan nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan integritas.
* Kepekaan Sosial: Memiliki kepekaan terhadap ketidakadilan sosial dan dampaknya terhadap masyarakat. Ini membantu dalam merumuskan produk hukum yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
* Keberanian Moral: Berani mengambil keputusan yang sulit, meskipun keputusan tersebut mungkin tidak populer, jika keputusan tersebut didasarkan pada prinsip keadilan dan integritas.

3. Menguasai Pengetahuan Hukum dan Keterampilan Profesional: Integritas tidak cukup tanpa kompetensi profesional. Seorang profesional hukum yang berintegritas harus:

* Menguasai Hukum: Memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum dan peraturan yang berlaku.
* Keterampilan Analisis: Mampu menganalisis fakta-fakta kasus secara objektif dan menerapkan hukum secara tepat.
* Keterampilan Advokasi: Mampu mengadvokasi klien secara efektif dan etis, memperjuangkan hak-hak mereka tanpa mengabaikan prinsip keadilan.


Kesimpulan:

Menjadi profesional hukum yang berintegritas adalah proses yang berkelanjutan yang membutuhkan komitmen pada keadilan restoratif, bimbingan hati nurani, dan penguasaan keterampilan profesional. Dengan menggabungkan pengetahuan hukum yang kuat dengan empati, kepekaan sosial, dan keberanian moral, profesional hukum dapat menghasilkan produk hukum yang memenuhi rasa keadilan dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan harmonis. Hukum bukan hanya sekadar aturan, tetapi juga alat untuk mewujudkan keadilan dan kemanfaatan bagi semua.