4. a. Jelaskan perbedaan antara pengukuran langsung dan tidak langsung pada roda gigi! b. Apa yang dimaksud dengan jarak sumbu pada roda gigi? Bagaiman cara mengukurnya! c. Apa yang dimaksud dengan modul pada roda gigi? Uraikan dengan lengkap dan jelas! Bobot: 20% Waktu maksimal: 15 menit

4. a. Perbedaan Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung pada Roda Gigi

Pengukuran langsung pada roda gigi melibatkan pengukuran fisik langsung dari parameter roda gigi menggunakan alat ukur. Contohnya:

* Diameter pitch: Diukur langsung menggunakan jangka sorong atau mikrometer pada lingkaran pitch roda gigi.
* Lebar gigi: Diukur langsung menggunakan jangka sorong pada permukaan gigi.
* Tinggi gigi: Diukur langsung menggunakan mikroskop atau alat ukur khusus.

Pengukuran tidak langsung, sebaliknya, menghitung parameter roda gigi berdasarkan pengukuran lain yang lebih mudah dilakukan. Contohnya:

* Modul (m): Dihitung dari diameter pitch (d) dan jumlah gigi (z) menggunakan rumus m = d/z. Diameter pitch sendiri bisa diukur langsung, tetapi modul dihitung.
* Sudut tekanan: Bisa dihitung dari pengukuran geometri gigi lainnya, bukan diukur langsung dengan alat sudut.
* Rasio kecepatan: Dihitung dari jumlah gigi pada roda gigi penggerak dan yang digerakkan.


4. b. Jarak Sumbu pada Roda Gigi dan Cara Mengukurnya

Jarak sumbu pada roda gigi adalah jarak antara pusat kedua poros roda gigi yang saling berkaitan. Jarak ini sangat penting karena menentukan rasio kecepatan dan geometri meshing gigi.

Cara Mengukurnya:

Ada beberapa cara untuk mengukur jarak sumbu, tergantung pada ketersediaan alat dan presisi yang dibutuhkan:

1. Pengukuran Langsung: Jika kedua poros roda gigi sudah terpasang dan sejajar, jarak sumbu dapat diukur langsung menggunakan jangka sorong atau mistar ukur yang diletakkan di antara kedua pusat poros. Ini merupakan metode yang sederhana tetapi presisi pengukurannya bergantung pada keakuratan penempatan alat ukur.

2. Perhitungan Berdasarkan Diameter Pitch: Jika diameter pitch (d1 dan d2) dari kedua roda gigi dan jumlah gigi (z1 dan z2) diketahui, jarak sumbu (a) dapat dihitung menggunakan rumus:

`a = (d1 + d2) / 2` (untuk roda gigi dengan modul yang sama)

Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa roda gigi memiliki modul yang sama. Jika modul berbeda, perhitungan menjadi lebih kompleks dan memerlukan informasi tambahan seperti sudut tekanan.

3. Penggunaan Alat Ukur Khusus: Untuk pengukuran yang lebih presisi, dapat digunakan alat ukur khusus seperti alat ukur jarak sumbu yang dirancang untuk mengukur jarak antara dua poros dengan akurasi tinggi.


4. c. Modul pada Roda Gigi

Modul (m) pada roda gigi adalah ukuran standar yang menunjukkan ukuran gigi. Ia didefinisikan sebagai rasio antara diameter pitch (d) dalam milimeter dengan jumlah gigi (z). Dengan kata lain:

`m = d / z`

di mana:

* `m` adalah modul dalam milimeter
* `d` adalah diameter pitch dalam milimeter
* `z` adalah jumlah gigi

Modul merupakan parameter yang sangat penting dalam perancangan dan pembuatan roda gigi karena:

* Standarisasi: Modul memungkinkan standarisasi ukuran roda gigi, sehingga roda gigi dengan modul yang sama dapat saling bertukar.
* Perhitungan Geometri: Modul digunakan untuk menghitung berbagai parameter geometri roda gigi lainnya, seperti tinggi gigi, tebal gigi, dan sudut tekanan.
* Pemilihan Material: Modul mempengaruhi pemilihan material dan proses pembuatan roda gigi. Roda gigi dengan modul yang lebih besar umumnya membutuhkan material yang lebih kuat.
* Kekuatan dan Ketahanan: Modul berpengaruh pada kekuatan dan ketahanan roda gigi terhadap beban.

Modul dinyatakan dalam milimeter (mm). Semakin besar nilai modul, semakin besar ukuran gigi. Contohnya, modul 2 berarti diameter pitch adalah dua kali jumlah gigi. Sistem modul memudahkan perancangan dan pembuatan roda gigi karena semua parameter geometri lainnya dapat dihitung berdasarkan modul. Penggunaan modul yang sama untuk roda gigi yang saling kawin memastikan meshing yang tepat dan efisien.