Tenaga vokasi farmasi yang bekerja di BPOM menentukan kadar klorin (Cl_(2)) di dalam pembalut yang beredar di pasaran TVF tersebut menggunakan metode volumetri berdasarka n pengendapan metode Mohr. 1. Apakah pentiter yang digunakan?(nilai 10 poin) 2. Apakah indikator yang (nilai 10 poin) 3. Bagaimana menetukan TAT pada metode tersebut?(nilai 10 poin)

Berikut penjelasan mengenai penentuan kadar klorin (Cl₂) dalam pembalut menggunakan metode volumetri pengendapan Mohr:

1. Pentiter yang digunakan:

Pada metode Mohr, pentiter yang digunakan adalah larutan standar perak nitrat (AgNO₃). Larutan ini harus distandarisasi terlebih dahulu dengan menggunakan standar primer yang sesuai, misalnya natrium klorida (NaCl) yang telah dikeringkan dengan tepat. Konsentrasi larutan AgNO₃ harus diketahui secara akurat karena hasil analisis bergantung pada konsentrasi ini.

2. Indikator yang digunakan:

Indikator yang digunakan dalam titrasi Mohr adalah kalium kromat (K₂CrO₄). Kalium kromat berfungsi sebagai indikator pembentukan endapan. Pada titik akhir titrasi, setelah semua ion klorida (Cl⁻) bereaksi dengan ion perak (Ag⁺) membentuk endapan perak klorida (AgCl) yang berwarna putih, penambahan sedikit lagi larutan AgNO₃ akan menyebabkan terbentuknya endapan perak kromat (Ag₂CrO₄) yang berwarna merah bata. Perubahan warna dari putih menjadi merah bata menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi.

3. Penentuan Titik Akhir Titrasi (TAT) pada metode Mohr:

Titik akhir titrasi (TAT) pada metode Mohr ditentukan secara visual berdasarkan perubahan warna. Prosesnya sebagai berikut:

* Persiapan: Sampel pembalut yang telah diolah (diekstraksi untuk melarutkan klorin) dititrasi dengan larutan standar AgNO₃. Larutan indikator kalium kromat ditambahkan ke dalam sampel.
* Titrasi: Larutan AgNO₃ ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam sampel sambil diaduk terus menerus. Awalnya, larutan akan tetap berwarna kuning pucat (dari kalium kromat).
* Titik Akhir Titrasi: Saat semua ion Cl⁻ telah bereaksi dengan Ag⁺ membentuk AgCl, penambahan setetes AgNO₃ selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya endapan Ag₂CrO₄ yang berwarna merah bata. Munculnya warna merah bata yang menetap (tidak hilang meskipun diaduk) menandakan telah tercapai titik akhir titrasi. Volume AgNO₃ yang digunakan dicatat.
* Perhitungan: Berdasarkan volume AgNO₃ yang digunakan dan konsentrasi AgNO₃ yang telah diketahui, kadar klorin (Cl₂) dalam sampel pembalut dapat dihitung secara stoikiometri.

Catatan Penting: Metode Mohr memiliki beberapa keterbatasan. pH larutan harus dijaga pada rentang netral hingga sedikit basa (pH 6.5-10.5). Pada pH yang terlalu asam, kromat akan berubah menjadi dikromat, yang tidak efektif sebagai indikator. Selain itu, ion-ion lain yang membentuk endapan dengan perak, seperti bromida (Br⁻) dan iodida (I⁻), akan mengganggu penentuan kadar klorin. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa sampel bebas dari ion-ion pengganggu tersebut.