DIKETAHUI : GENERATOR 1 DAN 2 MEMPUNYAI RATING 100 MVA 20 KV DENGAN REAKTANSI MASING- MAISNG X1=X2=20% DAN XO=4% MASING MASING TRANSF ORMATO RTIGA-F ASA MEMPUNYAI RATING 100 MVA,345 Y/20Omega REAKTANSI BOCOR SEBESAR 8% DE NGAN DASAR 100 MVA,345KV reaktansi saluran transmisi adalah X1=X2=AB% Xo=(0.5^ast times 1)% UNTUK MASING MASING JARINGAN URUTANNYA JIKA TIDAK ADA ARUS YANG MENGALIR DALAM JARINGAN,HITUNGLA HARUS SUB-PERALIHAN KETANAH UNTUK GANGGUAN TUNGGAL DARI SALURAN KETANAH PADA SALURAN B DAN C PADA REL I (STAMBUK GANJIL) DAN PADA REI 2 ((STAMBUK GENAP). TAHAPAN : 1 GAMBARKAN JARINGAN URUTAN POSITIF, URUTAN NEGATIF DAN URUTAN NOL 2. BUAT MATRIKS ADMINTANSI 3. BUAT MATRIKS IMPEDANSI 4. HITUNG ARUS PERALIHAN (ARUS HUBUNG SINGKAT 5. HIRUNGAN TEGANGAN PADA BUS 1 DAN BUS 2

Untyelesaikan masalah ini, kita perlu mengikuti beberapa langkah sistematis. Mari kita mulai dengan menggambarkan jaringan urutan positif, negatif, dan nol serta membuat matriks admittance dan impedansi.

1. Gambarkan Jaringan Urutan Positif, Negatif, dan Nol

a. Urutan Positif
Urutan positif adalah urutan di mana generator dihubungkan secara seri dengan beban. Dalam kasus ini, generator 1 dan 2 dihubungkan secara seri dengan transformator RTG 1 dan 2.

b. Urutan Negatif
Urutan negatif adalah urutan di mana generator dihubungkan secara paralel dengan beban. Dalam kasus ini, generator 1 dan 2 dihubungkan secara paralel dengan transformator RTG 1 dan 2.

c. Urutan Nol
Urutan nol adalah urutan di mana tidak ada arus yang mengalir dalam jaringan. Ini biasanya digunakan untuk analisis gangguan tunggal.

2. Buat Matriks Admittansi

Admittansi adalah kebalikan dari impedansi. Matriks admittance untuk jaringan urutan positif dan negatif dapat dihitung berdasarkan rating dan reaktansi dari setiap komponen.

a. Admittansi Generator
\[
Y_g = \frac{1}{X_g} = \frac{1}{0.2 \times 20\%} = 5 \text{ S}
\]

b. Admittansi Transformator
\[
Y_{tr} = \frac{1}{X_{tr}} = \frac{1}{0.08 \times 345} = 1.5625 \text{ S}
\]

c. Admittansi Saluran Transmisi
\[
Y_{st} = \frac{1}{X_{st}} = \frac{1}{0.5 \times 1\%} = 200 \text{ S}
\]

3. Buat Matriks Impedansi

Impedansi adalah gabungan dari resistansi dan reaktansi dalam jaringan listrik. Matriks impedansi dapat dihitung berdasarkan admittansi yang telah diperoleh.

a. Impedansi Generator
\[
Z_g = \frac{1}{Y_g} = 0.2 \times 20\% = 0.04 \text{ kV/A}
\]

b. Impedansi Transformator
\[
Z_{tr} = \frac{1}{Y_{tr}} = 0.08 \times 345 = 27.6 \text{ kV/A}
\]

c. Impedansi Saluran Transmisi
\[
Z_{st} = \frac{1}{Y_{st}} = 0.5 \times 1\% = 0.005 \text{ kV/A}
\]

4. Hitung Arus Peralihan (Arus Hubung Singkat)

Untuk menghitung arus peralihan, kita perlu mengetahui tegangan pada bus 1 dan bus 2. Namun, karena tidak ada informasi tentang tegangan awal, kita akan mengasumsikan bahwa tegangan pada bus 1 dan bus 2 adalah sama dengan tegangan nominal dari generator, yaitu 20 kV.

a. Arus Peralihan pada Bus 1
\[
I_{bus1} = \frac{V_{bus1}}{Z_{\]
Di mana \(Z_{total}\) adalah total impedansi dari generator hingga bus 1.

b. Arus Peralihan pada Bus 2
\[
I_{bus2} = \frac{V_{bus2}}{Z_{total}}
\]
Di mana \(Z_{total}\) adalah total impedansi dari generator hingga bus 2.

5. Hitung Tegangan pada Bus 1 dan Bus 2

Tegangan pada bus 1 dan bus 2 dapat dihitung dengan menggunakan hukum Kirchhoff untuk tegangan (KVL). Asumsikan bahwa tegangan pada bus 1 dan bus 2 adalah sama dengan tegangan nominal dari generator, yaitu 20 kV.

\[
V_{bus1} = 20 \text{ kV}
\]
\[
V_{bus2} = 20 \text{ kV}
\]

Dengan demikian, arus peralihan pada bus 1 dan bus 2 dapat dihitung sebagai berikut:

\[
I_{bus1} = \frac{20 \text{ kV