Mari Berlatih Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa pengaruh masuknya Islam di bidang politik dan pemerintahan? 2. Sebutkan sumber sejarah tentang Kesultanar Samudra Pasai! 3. Bagaimana hubungan antara Kesultanan Demak dan Majapahit? 4. Mulai kapan Ternate menjadi kerajaan bercorak Islam? 5. Apa hubungan Perjanjian Bongaya dengan Kesultanan Gowa-Tallo?

Berikut jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan:

1. Apa pengaruh masuknya Islam di bidang politik dan pemerintahan?

Masuknya Islam di Nusantara membawa pengaruh signifikan terhadap sistem politik dan pemerintahan. Perubahan yang terjadi antara lain:

* Berkembangnya sistem pemerintahan kesultanan: Sistem pemerintahan kerajaan Hindu-Buddha yang bersifat pewarisan turun-temurun bergeser ke sistem kesultanan dengan sultan sebagai pemimpin tertinggi. Sultan memiliki kekuasaan yang terpusat, meskipun struktur kekuasaan internal kesultanan bisa bervariasi.
* Penerapan hukum Islam (syariat): Hukum Islam secara bertahap diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum pidana, perdata, dan keluarga. Namun, penerapannya seringkali bercampur dengan hukum adat setempat.
* Peran ulama dalam pemerintahan: Ulama memiliki peran penting dalam pemerintahan, memberikan nasihat kepada sultan, dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka juga berperan dalam pendidikan dan penyebaran agama Islam.
* Penggunaan bahasa Arab dan tulisan Arab: Bahasa Arab dan tulisan Arab semakin banyak digunakan dalam administrasi pemerintahan dan penulisan sejarah.
* Pembentukan birokrasi: Kesultanan-kesultanan Islam mengembangkan birokrasi yang lebih terstruktur untuk mengelola wilayah dan sumber daya.


2. Sebutkan sumber sejarah tentang Kesultanan Samudra Pasai!

Sumber sejarah tentang Kesultanan Samudra Pasai relatif terbatas dibandingkan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Sumber-sumber tersebut antara lain:

* Hikayat Raja-Raja Pasai: Merupakan sumber utama, meskipun keabsahannya masih diperdebatkan oleh para sejarawan karena kemungkinan adanya penyimpangan fakta dan interpretasi.
* Sumber-sumber asing: Catatan perjalanan para pelancong asing seperti Marco Polo dan Ibn Battuta memberikan informasi tentang keberadaan dan kondisi Samudra Pasai pada masa itu, meskipun informasi tersebut mungkin tidak selalu detail atau akurat.
* Prasasti dan artefak: Temuan prasasti dan artefak di wilayah Aceh dapat memberikan informasi tambahan, meskipun jumlahnya terbatas.
* Sumber-sumber sekunder: Buku-buku sejarah dan penelitian ilmiah yang mengkaji Kesultanan Samudra Pasai berdasarkan sumber-sumber primer yang ada.


3. Bagaimana hubungan antara Kesultanan Demak dan Majapahit?

Hubungan antara Kesultanan Demak dan Majapahit kompleks dan bersifat dinamis. Pada awalnya, Demak berada di bawah pengaruh Majapahit. Namun, seiring perkembangannya, Demak semakin kuat dan akhirnya terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Majapahit. Beberapa aspek hubungan mereka:

* Awalnya hubungan bawahan: Demak awalnya merupakan salah satu daerah bawahan Majapahit.
* Perebutan kekuasaan: Demak, di bawah kepemimpinan Raden Patah dan para penerusnya, memperluas wilayah kekuasaannya dan menantang dominasi Majapahit. Pertempuran antara kedua kerajaan tidak terhindarkan.
* Peran tokoh-tokoh kunci: Tokoh-tokoh kunci seperti Raden Patah dan Sunan Kalijaga memainkan peran penting dalam proses perebutan kekuasaan dan penyebaran Islam di Jawa.
* Akhirnya Majapahit runtuh: Setelah beberapa kali pertempuran, Majapahit akhirnya runtuh dan Demak menjadi salah satu kerajaan Islam terkuat di Jawa.


4. Mulai kapan Ternate menjadi kerajaan bercorak Islam?

Proses Islamisasi di Ternate berlangsung bertahap dan tidak terjadi secara tiba-tiba. Meskipun terdapat beberapa pendapat yang berbeda, umumnya disepakati bahwa Ternate mulai menunjukkan corak Islam yang kuat pada abad ke-15 Masehi, di bawah pemerintahan Sultan Zainal Abidin (sekitar tahun 1465-1486). Proses ini dipengaruhi oleh hubungan dagang dan penyebaran Islam dari daerah lain di Nusantara dan juga dari luar negeri.


5. Apa hubungan Perjanjian Bongaya dengan Kesultanan Gowa-Tallo?

Perjanjian Bongaya (1667) menandai titik balik yang sangat merugikan bagi Kesultanan Gowa-Tallo. Perjanjian ini ditandatangani setelah VOC berhasil mengalahkan Gowa-Tallo dalam Perang Makassar. Isi perjanjian tersebut sangat merugikan Gowa-Tallo, antara lain:

* Pengakuan kekuasaan VOC: Gowa-Tallo harus mengakui kekuasaan VOC di wilayahnya.
* Pembayaran ganti rugi: Gowa-Tallo harus membayar ganti rugi yang besar kepada VOC.
* Pembatasan kekuasaan: Kekuasaan Gowa-Tallo dibatasi secara signifikan, mengurangi pengaruh dan kemerdekaannya.
* Keruntuhan kekuatan Gowa-Tallo: Perjanjian Bongaya menandai berakhirnya dominasi Gowa-Tallo sebagai kekuatan maritim yang besar di Nusantara dan melemahkan posisi mereka secara signifikan. Perjanjian ini merupakan bukti dominasi VOC atas kerajaan-kerajaan di Indonesia.