4. (Bobot soal: 30 , CPMK-02) I Pada suatu penetapan kadar ferro sullfat (Mr=278) menggunakan metode permanganometri pada suasana asam didapatkan hasil volume KMnO_(4) 0.1 N sebanyak 25 ml Jika diketahui 1 ml KMnO_(4) 0.1 N adalah 27.80 ferro sulfat,maka: a. Tentukan prinsip titrasi permanganometri dalam analisis tersebut! b. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam analisis tersebut serta tunjukkan perubahan bilangan oksidasi yang menandai terjadinya peristiwa redoks c. Berat ferro sulfat dalam sampel! 5. (Bobot soal: 20 , CPMK-02) a. Jelaskan peristiwa pembentukan senyawa kompleks yang terjadi selama analisis kompleksometri ! b. Berikan contoh penerapan kompleksometri dalam bidang analisis. Jelaskan pula prosedur pelaksanaannya!

Question

Pertanyaan

4. (Bobot soal: 30 , CPMK-02) I Pada suatu penetapan kadar ferro sullfat (Mr=278) menggunakan metode permanganometri pada suasana asam didapatkan hasil volume KMnO_(4) 0.1 N sebanyak 25 ml Jika diketahui 1 ml KMnO_(4) 0.1 N adalah 27.80 ferro sulfat,maka: a. Tentukan prinsip titrasi permanganometri dalam analisis tersebut! b. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam analisis tersebut serta tunjukkan perubahan bilangan oksidasi yang menandai terjadinya peristiwa redoks c. Berat ferro sulfat dalam sampel! 5. (Bobot soal: 20 , CPMK-02) a. Jelaskan peristiwa pembentukan senyawa kompleks yang terjadi selama analisis kompleksometri ! b. Berikan contoh penerapan kompleksometri dalam bidang analisis. Jelaskan pula prosedur pelaksanaannya!

Tampilkan lebih banyak

Answer 1

4. (Bobot soal: 30, CPM02)

a. Prinsip Titrasi Permanganometri:
Prinsip titrasi permanganometri adalah menggunakan larutan KMnO₄ sebagai oksidator yang kuat untuk mengoksidasi ferro sulfat (FeSO₄) dalam suasana asam. Reaksi redoks terjadi di mana KMnO₄ mengoksidasi Fe²⁺ menjadi Fe³⁺, sementara KMnO₄ sendiri direduksi menjadi Mn²⁺. Titik akhir titrasi ditentukan ketika warna larutan KMnO₄ berubah menjadi pink khas dari ion MnO₄⁻.

b. Reaksi yang Terjadi:
\[ 5 \text{Fe}^{2+} + \text{MnO}_4^- + 8 \text{H}^+ \rightarrow 5 \text{Fe}^{3+} + \text{Mn}^{2+} + 4 \text{H}_2\text{O} \]

Perubahan bilangan oksidasi:
- Fe²⁺ berubah menjadi Fe³⁺ (oksidasi, peningkatan bilangan oksidasi dari +2 ke +3).
- MnO₄⁻ berubah menjadi Mn²⁺ (reduksi, penurunan bilangan oksidasi dari +7 ke +2).

c. Berat Ferro Sulfat dalam Sampel:
Diketahui:
- Volume KMnO₄ 0.1 N = 25 ml
- Konsentrasi KMnO₄ = 0.1 N
- 1 ml KMnO₄ 0.1 N setara dengan 27.80 mg ferro sulfat

Hitung jumlah mol KMnO₄:
\[ \text{Mol KMnO}_4 = 0.1 \times 25 \times 10^{-3} = 0.0025 \text{ mol} \]

Dari stoikiometri reaksi, 1 mol KMnO₄ bereaksi dengan 5 mol FeSO₄. Maka, mol FeSO₄:
\[ \text{Mol FeSO}_4 = 0.0025 \times 5 = 0.0125 \text{ mol} \]

Massa ferro sulfat:
\[ \text{Massa FeSO}_4 = 0.0125 \times 278 = 3.475 \text{ g} \]

5. (Bobot soal: 20, CPMK-02)

a. Pembentukan Senyawa Kompleks:
Selama analisis kompleksometri, senyawa kompleks terbentuk ketika agen pengkoordinasi (seperti EDTA) bereaksi dengan ion logam dalam larutan. Agen pengkoordinasi memiliki gugus donor yang dapat berikatan dengan ion logam, membentuk kompleks yang tidak berwarna. Pembentukan kompleks ini mengubah sifat kimia larutan, memungkinkan titrasi berdasarkan reaksi kompleksasi.

b. Contoh Penerapan Kompleksometri:
Contoh penerapan kompleksometri adalah penentuan konsentrasi ion logam dalam larutan. Prosedurnya melibatkan penambahan agen pengkoordinasi seperti EDTA ke dalam larutan sampel yang mengandung ion logam. Setelah mencapai titik ekivalen, di mana semua ion logam telah bereaksi dengan EDTA, volume EDTA yang digunakan dapat diukur untuk menghitung konsentrasi ion logam dalam sampel.

Pertanyaan

Jawaban

Pertanyaan Panas lebih