6. Campuran adukan beton dengan perbandingan volume tidak diperbolehkan untuk mutu beton lebih dari 20 Mpa, jelaskan alasan yang tepat untuk memberikan argumentasi yang ilmiah.

Campuran adukan beton dengan perbandingan volume tidak diperbolehkan untuk mutu beton lebih dari 20 MPa karena beberapa alasan ilmiah yang berkaitan dengan kendali kualitas dan konsistensi hasil akhir:

1. Variasi Ukuran Agregat: Perbandingan volume mengabaikan variasi ukuran dan bentuk agregat (batu kerikil dan pasir). Agregat yang lebih besar memiliki ruang kosong yang lebih besar di antara butirannya. Menggunakan perbandingan volume saja tidak memperhitungkan variasi ini, sehingga rasio air-semen (water-cement ratio) yang sebenarnya bisa bervariasi secara signifikan dari satu batch ke batch lainnya, meskipun perbandingan volumenya sama. Variasi rasio air-semen ini secara langsung mempengaruhi kekuatan beton. Beton dengan rasio air-semen yang tinggi akan memiliki kekuatan tekan yang lebih rendah.

2. Kepadatan Agregat yang Berbeda: Agregat yang berbeda memiliki kepadatan yang berbeda. Pasir dan kerikil dari sumber yang berbeda akan memiliki kepadatan yang bervariasi. Perbandingan volume tidak memperhitungkan perbedaan kepadatan ini, sehingga jumlah agregat yang sebenarnya per volume campuran bisa berbeda, lagi-lagi mempengaruhi rasio air-semen dan kekuatan beton.

3. Kesulitan dalam Kontrol Kualitas: Menggunakan perbandingan volume membuat sulit untuk mengontrol kualitas beton secara konsisten. Sulit untuk memastikan bahwa setiap batch beton memiliki rasio air-semen yang tepat dan distribusi agregat yang seragam. Hal ini menyebabkan variasi kekuatan beton yang signifikan dari satu batch ke batch lainnya, membuat sulit untuk menjamin mutu beton 20 MPa atau lebih tinggi.

4. Pengaruh Faktor Manusia: Pengukuran volume agregat rentan terhadap kesalahan manusia. Kesalahan kecil dalam pengukuran volume dapat menyebabkan variasi yang signifikan dalam rasio air-semen dan kekuatan beton akhir. Penggunaan berat (perbandingan berat) memberikan kontrol yang lebih akurat dan mengurangi kesalahan manusia.

5. Standarisasi dan Praktik Industri: Standar industri beton umumnya merekomendasikan penggunaan perbandingan berat (berat semen, agregat halus, dan agregat kasar) untuk mutu beton yang tinggi. Hal ini karena perbandingan berat memberikan kontrol yang lebih akurat dan konsisten atas komposisi beton, sehingga menghasilkan mutu beton yang lebih terjamin.

Kesimpulannya, untuk mencapai mutu beton 20 MPa atau lebih tinggi, diperlukan kontrol yang ketat terhadap rasio air-semen dan distribusi agregat. Perbandingan volume tidak memberikan kontrol yang cukup akurat untuk mencapai konsistensi dan kualitas yang dibutuhkan, sehingga perbandingan berat menjadi metode yang lebih tepat dan ilmiah.