Seandainya anda adalah seorang softwar e engin eer di pe rusahaan PT BlackSoft sebuar perusahaa n IT yang memiliki kanto cabang di berbaga i tempat di dunia . Divisi Sumber Daya Manusia pada PT BlackS oft ingin membangun sebuah sistem yang bisa merekan n, mengubah meng apus, dan menampilka n data pega vai yang dimiliki baik itu lokasi saat ini, latar belakang pendidikan,jadwal pekerjaan dan pengala man kerja yang dimiliki. PT BlackSoft memil iki jaringan internasional dimana kantor cabang di berbaga i negara menggunakan hardware dar software yang berbeda. Divisi Sumber Daya Manusia berkantor di Jakarta sedangkan Divisi Teknologi Informasi yang mendapatkan tugas menge mbangkan software berkantor di Denpasar pertemuan untuk requirement gathering harus disc hedulekan sejak lama. Manajemen ingin aga sistem dapat selesai dikerjakar dan mul ai bisa berjalar dalam sat tahun. Model proses apa yang relatif paling sesuai untuk mengatasi ki arakteristik p royek seperti itu? Mengap a Anda memilih model proses tersebut?

Untuk proyek pengembangan sistem rekam data pegawai di PT BlackSoft dengan karakteristik yang disebutkan, model proses pengembangan perangkat lunak yang paling sesuai adalah model iteratif dan inkremental, khususnya variasi Agile seperti Scrum atau Kanban.

Berikut alasan pemilihan model tersebut:

* Kompleksitas dan Kebutuhan Perubahan: Proyek ini melibatkan banyak fitur (rekam, ubah, hapus, tampilkan data; integrasi data lokasi, pendidikan, jadwal, pengalaman kerja; kompatibilitas antar hardware dan software yang berbeda di berbagai lokasi). Model iteratif memungkinkan pemecahan masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola. Kebutuhan perubahan selama pengembangan sangat mungkin terjadi, dan model iteratif lebih fleksibel dalam mengakomodasi perubahan tersebut dibandingkan model waterfall.

* Jaringan Internasional dan Perbedaan Hardware/Software: Model iteratif memungkinkan pengujian dan adaptasi sistem secara bertahap di berbagai lokasi dan lingkungan. Tim dapat melakukan iterasi dengan fokus pada kompatibilitas dan fungsionalitas di setiap lokasi secara berurutan atau paralel, mengurangi risiko kegagalan integrasi besar-besaran di akhir proyek.

* Waktu Pengembangan Satu Tahun: Satu tahun adalah waktu yang relatif singkat untuk proyek sekompleks ini. Model iteratif memungkinkan pengiriman nilai secara bertahap. Setiap iterasi menghasilkan versi sistem yang berfungsi, meskipun mungkin belum lengkap. Ini memungkinkan manajemen untuk memantau kemajuan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan, meningkatkan peluang keberhasilan proyek dalam jangka waktu yang ditentukan.

* Requirement Gathering yang Tersebar: Model Agile menekankan kolaborasi dan komunikasi yang berkelanjutan. Dengan pertemuan *requirement gathering* yang sudah dijadwalkan jauh-jauh hari, model ini memungkinkan tim untuk secara teratur berinteraksi dengan divisi SDM dan TI, memastikan persyaratan tetap terbarui dan dipahami dengan baik. Proses iteratif memungkinkan penyesuaian persyaratan selama pengembangan.

* Tim yang Tersebar (Jakarta dan Denpasar): Model Agile, khususnya Scrum, memiliki kerangka kerja yang mendukung kolaborasi tim yang terdistribusi secara geografis. Penggunaan alat kolaborasi online dan komunikasi yang efektif sangat penting dalam konteks ini.


Meskipun model waterfall mungkin tampak sederhana, ia kurang fleksibel dan berisiko tinggi untuk proyek dengan kompleksitas dan ketidakpastian yang tinggi seperti ini. Model spiral juga merupakan pilihan, tetapi mungkin terlalu berat dan formal untuk proyek dengan batasan waktu satu tahun. Model iteratif dan inkremental, khususnya Agile, menawarkan keseimbangan yang tepat antara fleksibilitas, kontrol, dan kecepatan yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek ini.