1. Sebutkan strategi perjuangan bangsa Indonesia pada zaman pergerakan nasional! Jawab: __ 2. Jelaskan dampak pelaksanaan Politik Etis dalam bidang ekonomil Jawab: __ 3. Sebutkan tokoh-tokoh yang menghadiri Kongres Pemuda II! Jawab: 4. Bagaimanakah peranan tokoh Amir Syarifuddin Harahap saat peristiwa Sumpah Pemuda? Jawab: __ 5. Sebutkan program kerja Indische Partij? Jawab: __ 6. Sebutkan tiga asas pokok Indische Vereeniging! Jawab: __ 7.Berikan contoh bentuk kegiatan di lingkungan masyarakat yang dilakukan remaja sesuai semangat Sumpah Pemuda! Jawab: __ 8. Apakah yang Anda ketahui tentang rapat kedua Kongres Pemuda II? Jawab: __ 9.Jelaskan sejarah berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI)! Jawab: __ 10. Kapankah lagu Indonesia Raya dipublikasikan serta bagaimana reaksi pemerintar penjajan Belanda? Jawab: __

1. Strategi perjuangan bangsa Indonesia pada zaman pergerakan nasional beragam, meliputi: pergerakan non-kooperatif (penolakan kerjasama dengan pemerintah kolonial melalui demonstrasi, pemogokan, dan bahkan perlawanan bersenjata), pergerakan kooperatif (berusaha mempengaruhi pemerintah kolonial melalui jalur politik dan organisasi legal), penyebaran paham kebangsaan dan nasionalisme melalui pendidikan dan pers, serta diplomasi internasional untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara lain. Strategi ini seringkali dipadukan dan disesuaikan dengan konteks situasi politik saat itu.


2. Dampak pelaksanaan Politik Etis dalam bidang ekonomi: Politik Etis, meskipun bermaksud mulia, memiliki dampak ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, terjadi peningkatan infrastruktur (irigasi, jalan raya), pendidikan dan kesehatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas. Namun, dampaknya tidak merata. Ekonomi masih didominasi oleh kepentingan Belanda, dan petani tetap terikat pada sistem tanam paksa (meski dalam skala yang lebih kecil). Perkembangan ekonomi lebih menguntungkan kaum elit pribumi yang berkolaborasi dengan pemerintah kolonial, sementara sebagian besar rakyat tetap hidup dalam kemiskinan.


3. Tokoh-tokoh yang menghadiri Kongres Pemuda II antara lain: Moehammad Yamin, Soegondo Djojopoespito, Soepomo, Wachid Hasyim, A.A. Maramis, dan masih banyak lagi perwakilan pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Daftar lengkapnya cukup panjang dan bervariasi tergantung sumber yang dirujuk.


4. Amir Syarifuddin Harahap tidak berperan signifikan dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Peran utamanya lebih terlihat pada masa setelah kemerdekaan, terutama dalam bidang politik dan hukum.


5. Program kerja Indische Partij antara lain: memperjuangkan hak-hak politik bagi penduduk pribumi, memperbaiki kondisi ekonomi rakyat, dan memajukan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Mereka juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan pribumi.


6. Tiga asas pokok Indische Vereeniging adalah: persatuan, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan Indonesia.


7. Contoh bentuk kegiatan di lingkungan masyarakat yang dilakukan remaja sesuai semangat Sumpah Pemuda: partisipasi aktif dalam kegiatan karang taruna, ikut serta dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, mengadakan kegiatan yang mempromosikan budaya Indonesia, mengadakan diskusi atau seminar tentang isu-isu sosial dan kebangsaan, dan menciptakan karya seni yang mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.


8. Rapat kedua Kongres Pemuda II membahas dan merumuskan teks Sumpah Pemuda. Rapat ini merupakan puncak dari kongres dan menghasilkan rumusan tekad pemuda Indonesia untuk satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.


9. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927. Berdirinya PNI dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara aktif dan terorganisir, setelah melihat keterbatasan gerakan nasional yang ada sebelumnya. PNI mengusung ideologi Marhaenisme yang menekankan pada kesejahteraan rakyat.


10. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II. Reaksi pemerintah penjajah Belanda terhadap lagu ini adalah pengawasan dan upaya pembatasan penyebarannya, karena lagu tersebut dianggap sebagai simbol nasionalisme Indonesia yang mengancam kekuasaan kolonial. Namun, lagu tersebut tetap menyebar luas di kalangan masyarakat Indonesia.