Puisi untuk soal nomor 4 dan 5. jika kau tak sanggup lagi bertanya Ucapkan Kata-katamu kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan jika kau tahan kata-katamu mulutmu tak bisa mengucapkar apa maumu terampas kau akan diperlakukan seperti batu dibuang dipungut atau dicabut seperti rumput atau menganga diisi apa saja menerima tak bisa ambil bagian jika kau tak berani lagi bertanya kita akan jadi korban keputusan -keputusan jangan kau penjarakan ucapanmu jika kau menghamba pada ketakutan kita akan memperpanjang barisan perbudakan kemasan -kentingan -sorogenen Sumber: Wiji Thukul , "Ucapkan Kata-katamu"dalam Aku Ingin Jadi Peluru, Tangerang Indonesia TERA, 2004 4. Tentukan isi puisi tersebut! Jawab: 5. Apa tersebut? Jawab:

Question

Pertanyaan

Puisi untuk soal nomor 4 dan 5. jika kau tak sanggup lagi bertanya Ucapkan Kata-katamu kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan jika kau tahan kata-katamu mulutmu tak bisa mengucapkar apa maumu terampas kau akan diperlakukan seperti batu dibuang dipungut atau dicabut seperti rumput atau menganga diisi apa saja menerima tak bisa ambil bagian jika kau tak berani lagi bertanya kita akan jadi korban keputusan -keputusan jangan kau penjarakan ucapanmu jika kau menghamba pada ketakutan kita akan memperpanjang barisan perbudakan kemasan -kentingan -sorogenen Sumber: Wiji Thukul , "Ucapkan Kata-katamu"dalam Aku Ingin Jadi Peluru, Tangerang Indonesia TERA, 2004 4. Tentukan isi puisi tersebut! Jawab: 5. Apa tersebut? Jawab:

Tampilkan lebih banyak

Answer 1

4. Isi puisi tersebut adalah seruan untuk berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Puisi ini menyoroti pentingnya kebebasan berekspresi dan bahaya dari ketakutan untuk bersuara. Penyair menggambarkan konsekuensi dari diamnya seseorang, yaitu terpinggirkan, diperlakukan semena-mena, dan menjadi korban dari keputusan-keputusan yang diambil tanpa partisipasinya. Puisi ini menekankan bahwa kebebasan berbicara adalah kunci untuk menghindari perbudakan dan penindasan.

5. Amanat puisi tersebut adalah agar pembaca berani menyuarakan pendapat dan pikirannya. Jangan takut untuk bertanya dan mengungkapkan apa yang menjadi kehendak hati. Keheningan dan ketakutan hanya akan memperpanjang siklus penindasan dan ketidakadilan. Dengan berani berbicara, kita dapat mengambil bagian dalam menentukan nasib kita sendiri dan mencegah diri kita dari menjadi korban keputusan orang lain.

Pertanyaan

Jawaban

Pertanyaan Panas lebih