1. Apa yang dimaksuc dengan instalasi tegangan menengah lewat udara dan lewat bawah tanah ?

Instalasi tegangan menengah (TM) mengacu pada sistem distribusi listrik dengan tegangan antara 1 kV hingga 35 kV. Instalasi ini dapat dilakukan dengan dua cara utama: lewat udara dan lewat bawah tanah. Perbedaan utama terletak pada bagaimana kabel atau konduktor diletakkan.

Instalasi Tegangan Menengah Lewat Udara:

Pada instalasi ini, konduktor tegangan menengah dibentangkan di udara, biasanya menggunakan tiang-tiang listrik. Konduktor ini biasanya berupa kawat baja berlapis aluminium (ACSR) atau bahan konduktor lainnya yang sesuai. Sistem ini relatif murah untuk instalasi awal, terutama di daerah yang luas dan jarang penduduknya. Namun, sistem ini rentan terhadap gangguan akibat cuaca buruk (hujan, angin, petir), pohon tumbang, dan kerusakan akibat kecelakaan. Perawatannya juga lebih rumit dan membutuhkan inspeksi berkala.

Instalasi Tegangan Menengah Lewat Bawah Tanah:

Pada instalasi ini, kabel tegangan menengah diletakkan di dalam tanah, biasanya di dalam pipa atau saluran khusus. Sistem ini lebih aman dan andal karena terlindung dari pengaruh cuaca dan kerusakan fisik. Umur pakai kabel bawah tanah juga cenderung lebih panjang. Namun, biaya instalasi awal jauh lebih mahal daripada instalasi lewat udara, terutama karena biaya penggalian, pemasangan pipa, dan pengujian kabel. Perbaikan dan perawatan juga lebih sulit dan mahal jika terjadi kerusakan.

Berikut ringkasan perbedaannya:

| Fitur | Instalasi Lewat Udara | Instalasi Lewat Bawah Tanah |
|-----------------|------------------------------------|--------------------------------------|
| Biaya Instalasi | Lebih murah | Lebih mahal |
| Keamanan | Lebih rentan terhadap gangguan | Lebih aman dan andal |
| Perawatan | Lebih mudah (akses lebih mudah) | Lebih sulit dan mahal (akses terbatas) |
| Keandalan | Lebih rendah | Lebih tinggi |
| Pengaruh Cuaca | Sangat terpengaruh | Tidak terpengaruh |
| Estetika | Kurang estetis | Lebih estetis |


Pilihan antara instalasi lewat udara dan bawah tanah bergantung pada berbagai faktor, termasuk biaya, kondisi geografis, kepadatan penduduk, tingkat keandalan yang dibutuhkan, dan pertimbangan estetika. Di daerah perkotaan yang padat penduduk, instalasi bawah tanah umumnya lebih disukai karena alasan keamanan dan estetika, meskipun biayanya lebih tinggi. Di daerah pedesaan yang luas, instalasi lewat udara mungkin lebih ekonomis.