anerasi Z disebut sebagal pilar generasi emas pada 2045. Sensus Penduduk di tahun 2020 encatat jumlah penduduk Indonesia didominasi Generasi 2 alau penduduk yang lahir pada kurun 97-2012 dengan jumlah 75,49 juta jiwa atau 27,49 persen dari 270,2 juta jiwa total penduduk donesia. Saat ini dapat dilihat Gen Z mampu memengaruhi opini publik lewal ruang digital, masuk dalam dunia politik dan kebijakan. Isu-isu politik berkembang pesat dan mendapat nggapan cepat (viral) di media sosial. Banyak pengamat yang melihat kekhawatiran bahwa Gen lebih fokus pada ragam isu yang aktual dibanding faktual, lebih kritis terhadap gaya politisi timbang programnya dan lebih peduli terhadap kebijakan yang viral dari pada yang esensial, bih suka atraksi ketimbang sosialisasi. Gen Z juga dianggap melihat politik sebagai ajang anangsenang daripada pertarungan atau kontostasi kekuasaan. (Sumber: tos.//rumahpemilu orn/politik -gen-21) ertanyaan: Merujuk dari (ipologi partisipasi dari Joan Nelson dalam bukunya No Easy Choice menurut anda apakah partisipasi yang dilakukan oleh Gen Z Inl bersifat otonom yang mumi berdasarkan hati nurani dan pengetahuan yang dimiliki ataukah bersifat dimobilisasi? Jelaskan alasan jawaban Anda pada poin a dan berikan contoh lain dari bentuk partisipasi Generasi Z torsebut minimal 3 (tiga), dan lengkapi argumen jawaban Anda dengan materi yang telah Anda pelajari pada BMP dan dengan sumber referensi lain menujuk pada jurnal ilmiah online yang relevan dan kredibel. Jangan lupa sertakan tautan (link) sumber rujukan online tersebut!

Partisipasi yang dilakukan oleh Gen Z bersifat otonom.

Pertanyaan ini meminta kita untuk menganalisis partisipasi politik Generasi Z berdasarkan teori partisipasi politik Joan Nelson. Ada dua jenis partisipasi politik menurut Nelson: otonom dan dimobilisasi. Partisipasi otonom adalah partisipasi yang dilakukan oleh individu berdasarkan hati nurani dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa adanya pengaruh dari luar. Sementara partisipasi dimobilisasi adalah partisipasi yang dilakukan oleh individu karena adanya dorongan atau mobilisasi dari kelompok atau organisasi tertentu.Dari informasi yang diberikan, Gen Z mampu memengaruhi opini publik melalui ruang digital dan masuk dalam dunia politik dan kebijakan. Mereka lebih fokus pada isu-isu aktual, lebih kritis terhadap gaya politisi, dan lebih peduli terhadap kebijakan yang viral. Ini menunjukkan bahwa partisipasi mereka lebih bersifat otonom, karena mereka bertindak berdasarkan pengetahuan dan hati nurani mereka sendiri, bukan karena dorongan dari kelompok atau organisasi tertentu.Contoh lain dari bentuk partisipasi Generasi Z adalah:1. Menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapat dan mempengaruhi opini publik.2. Mengikuti dan berpartisipasi dalam diskusi online mengenai isu-isu politik.3. Menghadiri acara-acara politik atau kampanye untuk menunjukkan dukungan atau ketidaksetujuan terhadap suatu isu atau kandidat.Argumen ini didukung oleh materi yang telah dipelajari pada BMP dan sumber referensi lain yang relevan dan kredibel. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda dapat merujuk pada jurnal ilmiah online yang membahas tentang partisipasi politik Generasi Z dan teori Joan Nelson. Namun, karena saya tidak dapat memberikan tautan langsung ke sumber rujukan, Anda perlu mencari artikel-artikel tersebut secara mandiri melalui mesin pencari akademik atau database jurnal ilmiah.