pasangkan tugas dan wewenang dari komisi informasi dengan isi pasal 26 dan 27 UU Nomor tentang Keterbukaan Informasi Publik. Tugas Komisi Informasi Wewenang Komisi Informasi Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik Menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa Membuat undang -undang tentang keterbukaan informasi publik . 3.Pasangkan bentuk -bentuk penyampaian pendapat di muka umum dengan definisinya yang tepat. Unjuk rasa atau demonstrasi Pawai Rapat umum Mimbar bebas Aktivitas yang dilakukan untuk menyerukan ide dan gagasan yang dapat berupa lisan atau tulisan dan pelaksanaannya di muka umum Kegiatan yang bersifat seremonial dan dilaksanakan dengan jumlah massa yang banyak Suatu agenda khusus untuk menyikapi suatu hal. Dilaksanakan dengan tujuan mematangkan sebuah isu atau permasalahan yang fokus pada diskusi dengan tema yang sama D. Isian Singkat 1. Suatu pembiasaan yang harus dipandang sebagai ruang aspirasi bagi warga negara untuk dapat memberikan ide dan gagasan dalam berjalannya pemerintahan disebut __ 2. Penyampaian pendapat harus memperhatikan kedudukan __ yang berdampingan dengan hak asasi orang lain. 3. UU Nomor 9 Tahun 1998 yang menjadi batasan moral bagi warga negara Indonesia saat hendak menyampai pendapat terdapat pada pasal __

Penjelasan dan Pencocokan Tugas dan Wewenang Komisi Informasi

UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) tidak secara eksplisit menjabarkan tugas dan wewenang Komisi Informasi (KI) dalam pasal 26 dan 27 secara terpisah dan terinci seperti yang ditanyakan. Pasal-pasal tersebut lebih fokus pada proses penyelesaian sengketa informasi publik. Oleh karena itu, pencocokan yang diminta perlu diinterpretasi berdasarkan fungsi dan peran KI dalam UU KIP secara keseluruhan.

Berikut interpretasi pencocokan tugas dan wewenang KI dengan konteks pasal 26 dan 27 UU KIP:

Pasal 26 UU KIP berfokus pada proses penyelesaian sengketa informasi publik. Maka, tugas dan wewenang KI yang relevan adalah:

* Tugas: Membantu menyelesaikan sengketa informasi publik.
* Wewenang: Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik; Memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa.

Pasal 27 UU KIP membahas putusan Komisi Informasi. Meskipun tidak secara langsung menyebutkan tugas dan wewenang, implikasinya adalah KI memiliki wewenang untuk:

* Wewenang: Menetapkan keputusan dalam penyelesaian sengketa informasi publik. (Meskipun tidak secara eksplisit tertulis, ini merupakan konsekuensi logis dari pasal 27).


Tugas dan wewenang KI lainnya yang *tidak* secara langsung terkait pasal 26 dan 27, tetapi penting dalam konteks UU KIP:

* Tugas: Menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik; Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
* Wewenang: (Tidak ada yang secara langsung dikaitkan dengan pasal 26 dan 27, namun wewenang ini penting untuk mendukung tugas-tugas KI). KI *tidak* membuat undang-undang. Pembuatan undang-undang adalah wewenang legislatif (DPR).

Pencocokan Bentuk Penyampaian Pendapat di Muka Umum

Berikut pencocokan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum dengan definisinya:

* Unjuk rasa atau demonstrasi: Kegiatan yang bersifat seremonial dan dilaksanakan dengan jumlah massa yang banyak.
* Pawai: Aktivitas yang dilakukan untuk menyerukan ide dan gagasan yang dapat berupa lisan atau tulisan dan pelaksanaannya di muka umum.
* Rapat umum: Suatu agenda khusus untuk menyikapi suatu hal.
* Mimbar bebas: Dilaksanakan dengan tujuan mematangkan sebuah isu atau permasalahan yang fokus pada diskusi dengan tema yang sama.

Isian Singkat

1. Suatu pembiasaan yang harus dipandang sebagai ruang aspirasi bagi warga negara untuk dapat memberikan ide dan gagasan dalam berjalannya pemerintahan disebut demokrasi.

2. Penyampaian pendapat harus memperhatikan kedudukan hak asasi orang lain yang berdampingan dengan hak asasi orang lain.

3. UU Nomor 9 Tahun 1998 yang menjadi batasan moral bagi warga negara Indonesia saat hendak menyampaikan pendapat terdapat pada pasal tidak ada pasal spesifik yang mengatur batasan moral secara umum dalam UU No. 9 Tahun 1998. UU ini berkaitan dengan kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi batasan moral lebih bersifat interpretatif dan bergantung pada konteks. Perlu diingat bahwa kebebasan berekspresi memiliki batasan, seperti pencemaran nama baik, penghasutan, dan lain-lain. Batasan-batasan ini diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan lainnya.