9. Puasa Wajib dan Puasa Sunnah a. Definisi puasa, dalil dan hikmah pensyariatan b. Tata cara penentuan awal Ramadhan c. Rukun, syarat, sunnah dan hal-hal yang membatalkan puasa d. Jenis-jenis puasa wajib dan ketentuan-ketentuannya e. Ketentuan/ cara mengganti puasa yang tertinggal f. Jenis-jenis puasa sunnah dan ketentuan -ketentuannya.

Puasa Wajib dan Puasa Sunnah

Berikut penjelasan mengenai puasa wajib dan sunnah, meliputi definisi, dalil, hikmah, tata cara penentuan awal Ramadhan, rukun, syarat, sunnah, hal-hal yang membatalkan puasa, jenis-jenis puasa wajib dan sunnah beserta ketentuannya, serta cara mengganti puasa yang tertinggal.

a. Definisi Puasa, Dalil, dan Hikmah Pensyariatan

Puasa secara bahasa berarti menahan diri. Secara syariat, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah SWT.

Dalil: Dalil tentang puasa terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Hikmah Pensyariatan Puasa: Puasa disyariatkan untuk mendidik manusia agar memiliki ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, puasa juga memiliki hikmah lain, antara lain:

* Menumbuhkan ketakwaan: Dengan menahan hawa nafsu, seseorang dilatih untuk lebih patuh dan taat kepada Allah SWT.
* Menumbuhkan rasa empati: Puasa mengajarkan rasa empati kepada orang-orang yang kurang mampu dan merasakan kesulitan hidup.
* Menjaga kesehatan: Puasa yang dilakukan dengan benar dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
* Meningkatkan spiritualitas: Puasa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah.


b. Tata Cara Penentuan Awal Ramadhan

Penentuan awal Ramadhan dilakukan dengan melihat hilal (bulan sabit muda) setelah matahari terbenam pada akhir bulan Sya'ban. Metode penentuannya dapat bervariasi, ada yang menggunakan metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan). Di Indonesia, umumnya menggunakan metode rukyat, yaitu dengan melihat hilal secara langsung. Jika hilal terlihat, maka Ramadhan dimulai keesokan harinya. Jika tidak terlihat, maka Ramadhan dimulai setelah 30 hari bulan Sya'ban.


c. Rukun, Syarat, Sunnah, dan Hal-Hal yang Membatalkan Puasa

* Rukun Puasa: Niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
* Syarat Puasa: Islam, baligh (sudah dewasa), berakal sehat, dan mampu (tidak sedang sakit berat yang menyebabkan tidak mampu berpuasa).
* Sunnah Puasa: Sahaur (makan sebelum fajar), memperbanyak ibadah, berbuka dengan yang manis (kurma), dan membaca doa iftithar.
* Hal-Hal yang Membatalkan Puasa: Makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, haid dan nifas, gila, murtad, dan berhubungan suami istri.


d. Jenis-Jenis Puasa Wajib dan Ketentuan-Ketentuannya

Puasa wajib hanya satu, yaitu puasa Ramadhan. Ketentuannya adalah berpuasa selama satu bulan penuh, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat karena Allah SWT. Orang yang sakit, musafir, atau wanita haid/nifas dibolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya setelah Ramadhan berakhir.


e. Ketentuan/Cara Mengganti Puasa yang Tertinggal

Puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena udzur (alasan syar'i) seperti sakit atau safar wajib diganti setelah Ramadhan berakhir. Puasa yang ditinggalkan karena sengaja tidak berpuasa tanpa udzur, selain wajib diganti juga wajib membayar fidyah (tebusan berupa pemberian makanan kepada fakir miskin).


f. Jenis-Jenis Puasa Sunnah dan Ketentuan-Ketentuannya

Terdapat beberapa jenis puasa sunnah, antara lain:

* Puasa Senin dan Kamis: Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis.
* Puasa Ayyamul Bidh (puasa 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah): Puasa ini memiliki keutamaan yang besar.
* Puasa Dzulhijjah (sebelum hari raya Idul Adha): Puasa pada hari-hari ini juga dianjurkan.
* Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram): Puasa ini dianjurkan, dan lebih utama jika dikerjakan bersama puasa tanggal 9 Muharram.
* Puasa Tiga Hari Setiap Bulan: Puasa tiga hari dalam setiap bulan (misalnya 1, 2, dan 3) juga dianjurkan.

Ketentuan puasa sunnah pada umumnya sama dengan puasa Ramadhan, yaitu niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, jika seseorang tidak mampu melaksanakan puasa sunnah karena suatu hal, maka tidak ada kewajiban untuk menggantinya.


Semoga penjelasan ini bermanfaat. Ingatlah untuk selalu mempelajari lebih lanjut dari sumber-sumber agama yang terpercaya.