Memberikan penangguhan waktu pada orang yang berhutang merupakan satu kemuliaan mensedekahkannya. Pada konteks yang lain, si Fulan seorang yang berkecukupan dalam harta namun enggan melunasi hutangnya , bahkan terkesan arogan saat hutangnya ditagih. Bagaimana adab yang tepat dalam hutang pada kondisi tersebut .... A. memvira Ikannya agar pelaku mendapatkar hukuman sosial yang setimpal B. mengingatkannya secara berkala dengan cara yang santun C. mengikhlaskannya seraya menceritakan aib tersebut D. mengingatkan dengan tegas agar pelaku sadar dengan kelalaiannya E. merampas harta pelaku karena merasa itu menjadi haknya

Question

Pertanyaan

Memberikan penangguhan waktu pada orang yang berhutang merupakan satu kemuliaan mensedekahkannya. Pada konteks yang lain, si Fulan seorang yang berkecukupan dalam harta namun enggan melunasi hutangnya , bahkan terkesan arogan saat hutangnya ditagih. Bagaimana adab yang tepat dalam hutang pada kondisi tersebut .... A. memvira Ikannya agar pelaku mendapatkar hukuman sosial yang setimpal B. mengingatkannya secara berkala dengan cara yang santun C. mengikhlaskannya seraya menceritakan aib tersebut D. mengingatkan dengan tegas agar pelaku sadar dengan kelalaiannya E. merampas harta pelaku karena merasa itu menjadi haknya

Tampilkan lebih banyak

Answer 1

** B. mengingatkannya secara berkala dengan cara yang santun

Answer 2

Dalam konteks agama dan etika, memberikan penangguhan waktu pada orang yang berhutang dapat dianggap sebagai bentuk kemuliaan atau sedekah. Namun, jika seseorang yang berkecukupan dalam harta namun enggan melunasi hutangnya dan bahkan terkesan arogan saat hutangnya ditagih, maka ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menangani situasi tersebut dengan adab yang tepat.

Pilihan A: Memvira ikannya agar pelaku mendapatkan hukuman sosial yang setimpal, tidak sesuai dengan prinsip etika dan agama yang mengajarkan kebaikan dan pengampunan. Hukuman sosial sebaikakukan dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak merendahkan martabat orang tersebut.

Pilihan B: Mengingatkannya secara berkala dengan cara yang santun, adalah pendekatan yang paling tepat. Dengan cara ini, pelaku dapat menyadari kesalahannya tanpa merasa terhina atau dihukum secara langsung. Pengingat yang disampaikan dengan cara yang santun juga lebih mungkin diterima dengan baik oleh pelaku.

Pilihan C: Mengikhlaskannya seraya menceritakan aib tersebut, tidak dianjurkan karena dapat merendahkan martabat pelaku dan menimbulkan rasa malu serta ketidaknyamanan.

Pilihan D: Mengingatkan dengan tegas agar pelaku sadar dengan kelalaiannya, bisa menjadi pilihan jika dilakukan dengan cara yang baik dan tidak menyinggung perasaan pelaku. Namun, penting untuk tetap bersikap santun dan bijaksana.

Pilihan E: Merampas harta pelaku karena merasa itu menjadi haknya, sangat tidak dianjurkan karena bertentangan dengan prinsip keadilan dan etika. Tindakan ini juga bisa menimbulkan konsekuensi hukum yang serius.

Pertanyaan

Jawaban

Penjelasan

Pertanyaan Panas lebih