1. Kualitas Pengajaran Di madrasah, pengajaran tidak hanya menekankan aspek akademik tetapi juga mencakup pendidikan agama dan moral. Kualitas pengajaran ini, baik dalam penguasaan materi maupun pendekatan pedagogis yang digunakan oleh guru, sangat menentukan hasil belajar siswi. Guru yang mampu mengkombinasikan metode pengajaran yang efektif dengan nilai-nilai keagamaan dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendalam dan menyenangkan. Berdasarkan hasil diatas bahwa persentase setuju mencapai 77% tidak setuju 3% , dan ragu-ragu 20% . Hal itu menunjukkan bahwa guru-guru di MA Matholi'ul Huda Bugel menguasai dengan baik 2. Fasilitas Fasilitas yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman perpustakaan, dan laboratorium, memiliki peran penting dalam mendukung proses belajar siswi Madrasah yang memiliki fasilitas yang lengkap akan memberikan siswi kesempatan untuk lebih mendalami materi pelajaran dan memfasilitas kegiatan belajar yang lebih efektif.Berdasarkan hasil diatas bahwa persentase setuju mencapai 60% tidak setuju7%, dan ragu-ragu 33% Hal itu menunjukkan bahwa fasilitas di MA Matholi'ul Huda Bugel yang mencakup ruang kelas, labolatorium dan perpustakaan mendukung proses belajar siswi. Dukungan Orang Tua Di madrasah, hubungan antara sekolah dan orang tua sangat erat. Orang tua yang aktif mendukung pendidikan anak-anak mereka, baik dalam aspek moral maupun akademik, akan memberi dampak positif terhadap hasil belajar. Dukungan sosial yang kuat juga membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi siswi untuk berkembang secara optimal Berdasarkan hasil diatas bahwa persentase setuju mencapai 100% tidak setuju 0% dan ragu-ragu 0% . Hal itu menunjukkan bahwa Orang tua siswi sangat berperan dalam memberikan dukungan terhadap pendidikan di MA Matholiul Huda Bugel. 4. Peran Kepemimpinan Sekolah Kepemimpinan kepala madrasah juga berperan dalam menciptakan suasana yang mendukung hasil belajar Kepala madrasah yang visioner.mampu memotivasi guru, serta dapat mengelola madrasah dengan baik akan menciptakan lingkungan yang produktif untuk belajar. Berdasarkan hasil diatas bahwa persentase setuju mencapai 20% tidak setuju 23% dan ragu-ragu 57% Hal itu menunjukkan bahwa siswi merasa kebijakan yang diterapkan Kepala Sekolah kurang mendukung proses belajar dengan baik.

Berdasarkan data yang diberikan, berikut analisis singkat mengenai empat faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswi di MA Matholi'ul Huda Bugel:

1. Kualitas Pengajaran:

Hasil survei menunjukkan persepsi positif yang cukup tinggi terhadap kualitas pengajaran (77% setuju). Hanya 3% yang tidak setuju dan 20% ragu-ragu. Ini mengindikasikan bahwa mayoritas siswi merasa guru-guru di madrasah tersebut menguasai materi dan menggunakan metode pengajaran yang efektif, mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan baik dalam proses pembelajaran. Namun, 20% yang ragu-ragu perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami penyebab keraguan mereka. Apakah ada aspek tertentu dalam pengajaran yang perlu ditingkatkan?

2. Fasilitas:

Meskipun 60% siswi setuju bahwa fasilitas di MA Matholi'ul Huda Bugel (ruang kelas, laboratorium, perpustakaan) mendukung proses belajar, persentase yang ragu-ragu (33%) cukup signifikan. Ini menunjukkan adanya potensi masalah dalam fasilitas yang perlu diperhatikan. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi kekurangan fasilitas yang menyebabkan keraguan tersebut. Apakah fasilitasnya kurang memadai, kurang terawat, atau kurang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa? 7% yang tidak setuju juga perlu dikaji untuk mengetahui alasan ketidaksetujuan mereka.

3. Dukungan Orang Tua:

Hasil survei menunjukkan dukungan orang tua yang sangat kuat terhadap pendidikan anak-anak mereka di madrasah (100% setuju). Ini merupakan faktor positif yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan siswa. Dukungan orang tua yang konsisten dan komprehensif ini menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

4. Peran Kepemimpinan Sekolah:

Hasil survei mengenai peran kepemimpinan sekolah menunjukkan hasil yang paling rendah. Hanya 20% siswi yang setuju bahwa kebijakan kepala sekolah mendukung proses belajar, sementara 23% tidak setuju dan 57% ragu-ragu. Persentase yang ragu-ragu yang sangat tinggi ini menunjukkan ketidakjelasan atau ketidakpastian di antara siswi mengenai dampak kepemimpinan sekolah terhadap pembelajaran mereka. Ini merupakan area yang perlu mendapat perhatian serius. Perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan dalam kepemimpinan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan mendukung proses belajar siswa. Wawancara lebih lanjut dengan siswi yang ragu-ragu dan tidak setuju sangat penting untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.


Kesimpulan:

Secara keseluruhan, kualitas pengajaran dan dukungan orang tua merupakan kekuatan utama MA Matholi'ul Huda Bugel. Namun, fasilitas dan peran kepemimpinan sekolah memerlukan perhatian dan perbaikan yang signifikan. Penelitian lebih lanjut, seperti wawancara mendalam dengan siswa dan guru, sangat disarankan untuk memahami lebih dalam persepsi dan pengalaman mereka, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah tersebut.